Kamis, 07 April 2011

Frekuensi Meter

Frekuensi Meter

Frekuensi meter adalah meter yang digunakan untuk mengukurbanyaknya pengulangan gerakan periodik perdetik. Gerakan periodik seperti detak jantung, ayunan bandul jam. Ada dua jenis frekuensi meter analog dan digital. Frekuensi meter analog merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran frekuensi dan yang berkaitan dengan frekuensi. Terdapat beberapa jenis frekuensimeter analog diantaranya jenis batang atau lidah getar, alat ukur ratio dan besi putar. Dalam mengukur frekuensi atau waktu perioda secara elektronik dapat dilakukan dengan beberapa cara.



Bentuk frekuensi meter digital Bentuk frekuensi meter analog

Prinsip kerja

Sinyal yang akan diukur frekuensinya diubah menjadi barisan pulsa, satu pulsa untuk setiap siklus sinyal. Kemudian jumlah pulsa yang terdapat pada interval waktu tertenu dihitung dengan counter elektronik. Karena pulsa ini dari siklus sinyal yang tidak diketahui, jumlah pulsa pada counter merupakan frekuensi sinyal yang diukur. Karena counter elektronik ini sangat cepat, maka sinyal dari frekuensi tinggi dapat diketahui. Blok diagram rangkaian dasar meter frekuensi digital diperlihatkan pada gambar 8-7. sinyal frekuensi tidak diketahui dimasukkan pada schmitt trigger.

Gambar 8 – 7 Rangkaian dasar frekuensimeter digital.

Sinyal diperkuat sebelum masuk Schmitt Trigger. Dalam Schmitt Trigger sinyal diubah menjadi gelombang kotak (kotak) dengan pulsa, satu pulsa untuk setiap siklus sinyal. Pulsa keluaran Schmitt Trigger masuk ke gerbang start-stop. Bila gerbang terbuka (start), pulsa input melalui gerbang ini dan mulai dihitung oleh counter elektronik. Bila pintu tertutup (stop), pulsa input pada counter berhenti dan counter berhenti menghitung. Counter memperagakan (display) jumlah pulsa yang telah masuk melaluinya antara interval waktu Untuk mengetahui frekuensi
sinyal input, interval waktu gerbang antara start dan stop harus diketahui dengan teliti. Interval waktu perlu diketahui sebagai time base rangkaian secara blok diagram ditunjukkan pada gambar 8 – 8. Time base terdiri dari osilator kristal dengan frekuensi tetap, schmit trigger, dan pembagi frekuens. Osilator diketahui sebagai osilator clock harus sangat teliti, supaya ketepatannya baik, kristal ini dimasukkan ke dalam oven bertemperatur konstan. Output dari osilator frekuensi konstan masuk ke Schmitt Trigger start dan stop. Bila interval waktu ini diketahui, kecepatan dan frekuensi pulsa sinyal input dapat diketahui. Misalnya f adalah frekuensi dari sinyal input, N jumlah pulsa yang ditunjukkan counter dan t adalah interval waktu antara start dan stop dari gerbang. Maka frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini :

F= N/t

fungsinya mengubah gelombang non kotak menjadi gelombang kotak atau pulsa dengann kecepatan yang sama dengan frekuensi osilator clock. Barisan pulsa kemudian masuk melalui rangkaian pembagi frekuensi persepuluhan yang dihubungkan secara cascade. Setiap pembagi persepuluhan terdiri dari penghitung sepuluhan dan pembagi frekuensi dengan 10. hubungan dibuat dari output setiap pembagi persepuluhan secara serie, dan dilengkapi dengan switch selektor untuk pemilihan time base yang tepat.


Gambar 8-8. Blok diagram pembentukan time base

Pada blok diagram gambar 8-8. frekuensi osilator clock adalah 1 MHz atau 106 Hz. Jadi output Schmitt Trigger 106 pulsa per detik. Pada setiap 1x dari switch ada 106 pulsa per detik, dan interval waktu antara dua pulsa yang berturutan 10-6 detik atau 1μdetik. Pada tiap 10-1x, pulsa telah melalui satu pembagi persepuluhan, dan berkurang dengan faktor 10, dan sekarang ada 105 pulsa perdetik. Jadi interval waktu diantaranya adalah 10 μdetik. Dengan cara yang sama, ada 104 pulsa per detik pada tap 10-2 x dan interval waktunya 100 μdetik; 103 pulsa per detik pada tap 10-3x dan interval waktu 1 mdetik; 102 pulsa per detik pada tap 10-4x dan interval waktu 10 mdetik; 10 pulsa perdetik pada tap 10-5 dan interval waktu 100 mdetik; satu pulsa per detik pada tap 10-6x dan interval waktunya 1 detik. Interval waktu antara pulsa-pulsa ini adalah time base dan dapat dipilih dengan switch selektor (switch pemilih). Pernyataan simbolik dari rangkaian flip-flop (FF) digambarkan pada gambar 8 - 9. Flip-flop berfungsi sebagai gerbang start dan stop, dan rangkaian flip-flop diperlihatkan pada gambar 8-10. ini adalah rangkaian multivibrator bistable dan mempunyai dua keadaan seimbang.



Gambar 8 – 10 Rangkaian flip-flop (multivibrator bistable)

Keadaan 0 (state 0) Bila output Y pada tegangan positif dan output Y pada tegangan 0
Keadaan 1 (state 1) Bila output Y pada tegangan nol dan output Y pada tegangan positip
Tegangan negatif diberikan pada set terminal S, merubah flip-flop ke keadaan 1. bila sekarang pulsa negatip diberikan pada terminal reset R, flip-flop berubah menjadi keadaan 0. perlu dicatat dalam hal pulsa positif digunakan untuk merubah flip-flop dari satu keadaan ke yang lain, suatu inverter harus digunakan pada terminal input untuk merubah pulsa trigger positif menjadi pulsa negatif. Pada langkah ini akan diketahui cara kerja gerbang AND, karena ini digunakan pada rangkaian instrumen digital.



Gambar 8 - 11 Rangkaian AND

Gerbang AND lambang gerbang AND diperlihatkan pada gambar 8-11. Input A dan B sedang outputnya A.B, dibaca sebagai “A dan B”. Bila input dalam bentuk pulsa tegangan positif, input A dan B “Reverse Bias” semua dioda (pada gambar 8-11), dan tidak ada arus melalui tahanan sehingga outputnya positif. Bila salah satu input 0, ada arus melalui dioda karena mendapat bias maju dan output 0. bila dua input tersebut berubah terhadap waktu, respon rangkaian AND diperlihatkan pada gambar 8 - 12. Tabel kebenaran untuk rangkaian ini diberikan pada gambar 8 - 12, 0 menyatakan tidak ada input atau output, dan 1 menyatakan ada input dan output.


Gambar 8-12. Tabel Kebenaran dari suatu gerbang AND

Secara singkat gerbang AND mempunyai dua input dinyatakan dengan simbol A dan B. Bila tegangan positif diberikan pada salah satu terminal input, gerbang terbuka dan tetap terbuka selama tegangan positif tetap pada input tersebut. Dengan gerbang terbuka pulsa, positif yang diberikan pada inpit lainnya dapat muncul sebagai pulsa positif pada output (pada gambar 8 -12). Sebaliknya bila gerbang ditutup, pulsa tidak dapat melaluinya. Rangkaian lengkap untuk pengukuran frekuensi diperlihatkan pada gambar 8 - 13.



Gambar 8 – 13 Rangkaian untuk mengukur frekuensi.

Pulsa positif dari sumber frekuensi yang tidak diketahui sebagai sinyal yang dihitung masuk pada input A gerbang utama dan pulsa positif selektor time base masuk pada input B ke “gerbang start”. Mulamula flip-flop FF, pada keadaan 1. Tegangan pada output Y dimasukkan pada input A salah satu terminal masukan dari “gerbang stop” berfungsi membuka gerbang. Tegangan 0 dari output Y flip-flop FF1 yang masuk ke input A dari “start gerbang” menutup gerbang ini. Bila “gerbang stop” terbuka, pulsa positif dari time base dapat lewat pada set input terminal S dari flipflop FF2 dan menjadikannya tetap pada Keadaan 1. tegangan 0 dari output Υ masuk pada terminal B dari gerbang utama. Karena itu tidak ada pulsa dari sumber frekuensi yang tidak diketahui, dapat lewat melalui gerbang
utama. Supaya mulai bekerja, pulsa positif disebut pulsa pembaca (“Read Pulse”) diberikan pada terminal reset R dari FF1, ini menyebabkan FF1 berubah keadaan dari 1 ke 0. Sekarang output Υ tegangan positif dan output Y nol. Sebagai hasilnya, “gerbang stop” menutup dan “gerbang start” terbuka. Pulsa pembaca yang sama diberikan pada dekade counter menyebabkannya menjadi nol dan penghitungan mulai bekerja. Bila pulsa lain dari time base masuk, ini dapat lewat gerbang start ke terminal, reset FF2 merubah dari keadaan 1 ke
keadaan 0. Tegangan positif yang dihasilkan dari input Y (disebut sinyal gating) dimasukkan pada input B dari gerbang utama, membuka gerbang tersebut. Sekarang pulsa dari sumber frekuensi yang tidak diketahui dapat lewat dan dicatat pada counter. Pulsa yang sama lewat gerbang start masuk pada set input S dari FF1 merubahnya dari keadaan 0 ke 1. Ini menyebabkan gerbang start tertutup dan gerbang stop.terbuka. Tetapi karena gerbang utama tetap terbuka, pulsa dari sumber frekuensi yang tidak diketahui tetap lewat menuju counter. Pulsa selanjutnya dari time base selektor lewat melalui “gerbang stop” yang terbuka ke terminal input set S dari FF2, merubah kembali ke keadaan 1. Input dari terminal Υ menjadi nol, dan karenanya gerbang utama menutup penghitungan berhenti. Jadi counter menghitung jumlah pulsa yang lewat gerbang utama pada interval waktu antara dua pulsa yang berturutan dari selector time base. Sebagai contoh, time base dipilih 1 detik, jumlah pulsa
yang ditunjukkan counter merupakan frekuensi sumber yang tidak diketahui dalam satuan Hz. Peralatan terdiri dari dua gerbang AND dan dua flip-flop, disebut gerbang control flip-flop.

Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar

Alat ukur frekuensi lidah getar prinsip kerjanya berdasarkan resonansi mekanis. Jika sederetan kepingan baja yang tipis membentuk lidah-lidah getar, masing-masing mempunyai frekuensi getar yang berbeda. Lidah-lidah getar dipasang bersama-sama pada sebuah alas fleksibel yang terpasang pada sebuah jangkar elektromagnit. Kumparan elektromagnet diberi energi listrik dari jala-jala arus bolak-balik yang frekuensinya akan ditentukan, maka salah satu dari lidah-lidah getar akan beresonansi dan memberikan defleksi yang besar bila frekuensi getarnya sama dengan frekuensi medan magnet bolak-balik tersebut.

Gambar 8 -1 Kerja frekuensi meter jenis batang getar

Gambar 8 -2 Prinsip frekuensi meter jenis batang getar

Batang yang frekuensi dasarnya sama dengan frekuensi elektromagnet diberi energi, akan membentuk suatu getaran. Getaran batang ini dapat dilihat pada panel alat ukur berupa getaran batang ditunjukkan melalui jendela. Apabila frekuensi yang diukur berada diantara frekuensi dua batang yang berdekatan, maka kedua batang akan bergetar dan frekuensi jalajala paling dekat pada batang yang bergetar paling tinggi. Frekuensi langsung terbaca dengan melihat skala pada bagian yang paling banyak bergetar (misal 50 Hz). Pada lidah getar gaya bekerja berbanding lurus dengan kuadrat fluksi magnet tetap ¢ yang disebabkan oleh magnet permanen dan fluksi arus bolakbalik ¢m sin ωt (pada gambar 8-2). Alat ukur ini mempunyai keuntungan karena konstruksi sederhana dan sangat kokoh, tidak dipengaruhi oleh tegangan atau bentuk gelombang, penunjukannya secara bertangga dalam 0,5 atau 1 Hz. Untuk mempertahankan kalibrasi, syaratnya getaran batang-batang dipertahankan dalam batas-batas yang wajar. Kerugian alat ini penunjukan tidak cepat mengikuti perubahan-perubahan frekuensi. Sehingga alat ukur jenis ini hanya dipergunakan untuk frekuensifrekuensi komersiil.

Gambar 8 – 3 . Bentuk frekuensi meter batang getar

Alat pengukur frekuensi dari type alat ukur rasio

Dalam alat ukur frekuensi ini, kumparan-kumparan medan sebagian membentuk dua rangkaian resonansi terpisah. Kumparam medan 1 seri dengan induktor L1 dan kapasitor C1, dan membentuk sebuah rangkaian resonan yang diset ke suatu frekuensi sedikit di bawah skala terendah dari instrumen. Kumparan medan 2 adalah seri dengan induktor L2 dan kapasitor C2, dan membentuk sebuah rangkaian resonan yang diatur pada frekuensi sedikit lebih tinggi dari skala tertinggi instrumen.



i1 arus pada M1
i2 arus pada M2

Konstanta-konstanta rangkaian dipilih sedemikian rupa sehingga menyebabkan arus-arus tersebut mempunyai resonansi masingmasing 42 Hz dan 58 Hz seperti
pada gambar 8-4. Rasio dari I1 dan I2 akan berubah secara monoton dengan frekuensifrekuensi di atas dan di bawah 50 Hz.pada pertengahan skala. Kedua kumparan medan disusun seperti pada gambar 8-3 dan dikembalikan ke jala-jala melalui gulungan kumparan yang dapat berputar. Torsi yang berputar sebanding dengan arus yang melalui kumparan putar, arus ini terdiri dari penjumlahan kedua arus kumparan medan. Karena torsi yang dihasilkan oleh kedua arus terhadap kumparan putar berlawanan dan torsi tersebut merupakan fungsi dari frekuensi tegangan yang dimasukkan. Setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur instrumen, membangkitkan torsi yang menyebabkan jarum berada pada posisi yang hasil pengukuran. Torsi pemulih dilengkapi dengan sebuah daun besi kecil yang dipasang pada kumparan yang berputar. Alat ukur ini biasanya
terbatas pada frekuensi jala-jala.

Contoh Aplikasi
Perioda gerbang 1 m detik; 10 m detik, 100 m detik, 1 detik dan 10 detik yang
melengkapi digital counter-time-frequency meter mempuny ai display 3 digit.
Perioda gating 10m detik dipilih untuk mengukur frekuensi yang tidak diketahui
dan diperoleh pembacaan 034. Berapakah harga frekuensi ? langkah-langkah
apa yang diambil untuk (a) menguji kepercayaan hasilnya ? (b) memperoleh
hasil yang lebih teliti ?

Penyelesaian
a. Frekuensi f : N/t = 0,34 / 10 X 10-3 = 3400Hz = 3,4KHz
b. Untuk menguji hasil, kita harus menggunakan waktu gatingyang lebih
rendah, misalnya 1 ms. Bila frekuensi antara 3000 dan 3499 Hz
pembacaan akan : 3000 x 1 x 10-3 = 3,499 karena meter mempunyai
display 3 digit, dapat memperlihatkan pembacaan 003 pada kedua kasus
diatas.
c. Supaya diperoleh hasil yang lebih baik (resolusi yang lebih baik) kita harus
menggunakan waktu gating yang lebih tinggi, misalnya 100m detik.

ENERGI TERBARUKAN

Energi Panas Bumi Sebagai Energi Alternatif, Terbarukan, Ramah Lingkungan dan Penyelamat Global Warming
Rizky Assidiqi, Thoya Alfian Na’im, Aprianto Nursetiawan
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma



ABSTRAK

Energi panas bumi adalah energi yang keluar dari dalam perut bumi. Energi ini dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti energi fosil yang saat ini cadangannya sudah mulai menipis. Energi ini cukup ramah lingkungan dan ekonomis, namun tidak semua daerah memiliki energi panas bumi. Hanya daerah yang berdekatan dengan area perbatasan lapisan tektonik. Energi panas bumi memiliki potensi cukup besar untuk pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya bisa dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperature tinggi dari sumber panas bumi.

Kata kunci : panas bumi, pembangkit listrik, terbarukan


ABSTRACT

Geothermal energy is energy that comes out from the bowels of the earth. This energy can be used as alternative energy instead of fossil energy that is currently backed up has started thinning. This energy is economical and environmentally friendly enough, but not all regions have geothermal energy. Only the area adjacent to the border area of tectonic layers. Geothermal energy has a considerable potential for electricity generation. Geothermal power plant can only be built in the vicinity of plate tectonics in which the high temperature geothermal resources.

Keyword : geothermal, power plant, renewable



PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada era globalisasi saat ini, energi sangat banyak diperlukan untuk kehidupan sehari – hari, tak terkecuali energi listrik. Energi listrik sangat penting bagi kehidupan manusia di bumi. Dengan bertambahnya manusia yang menghuni bumi, maka kebutuhan energi listrik juga meningkat. Meningkatnya jumlah kebutuhan energi listrik saat ini tidak didukung dengan persediaan yang memadai. Untuk mengatasi hal ini, perlu diperlukan penambahan energi, yaitu melalui energi alternative yang ramah lingkungan. Salah satu energi alternative tersebut adalah energi panas bumi yang cukup banyak tersedia di bumi ini, khususnya di Indonesia.
Sebagai Negara dengan potensi panas bumi terbesar didunia, Indonesia sangat berkesempatan untuk memenuhi kebutuhan energinya dengan panas bumi. Bila energi panas bumi di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dapat mengatasi kekurangan pasokan listrik yang saat ini Indonesia masih kekurangan energi listrik . Namun saat ini penggunaan energi alternative panas bumi di Indonesia sendiri hanya mencapai 4,2 persen (1.189 MW) dari potensi yang dimiliki sekitar 28.543 MW. Indonesia sebagai negeri vulkanik memiliki 217 tempat yang diperkirakan potensial sebagai sumber energi panas bumi. Berdasarkan perkiraan data tahun 1997 potensi energi panas bumi di Indonesia adalah sebagai yang tertera pada Tabel 1 (1).

Tabel 1. Potensi energi panas bumi di Indonesia
(Sumber : www.esdm.go.id)
Daerah sumber energi panas bumi Potensi energi panas bumi (MW)
Sumatera
Jawa
Sulawesi
NusaTenggara
Maluku
Irian Jaya 9.562
5.331
1.300
200
100
165
Jumlah Kesuluruhannya 16.658

Pengelolaan energi panas bumi di Indonesia sangatlah minim, dikarenakan banyak menemui kendala, yaitu belum adanya kepastian bahwa harga lelang merupakan harga pembelian PT PLN (Persero), belum adanya standard power purchasing agreement (PPA) dari PLN sebelum lelang yang mengatur term of condition after Feasibility Study (FS), belum adanya kepastian dalam proses perizinan dan rekomendasi dan yang terakhir belum memdainya ketersediaan infrastruktur penunjang .
Menghadapi kendala tersebut, Pemerintah telah mengambil langkah-langkah antara lain, mempersiapkan Peraturan Presiden tentang penugasan kepada PT PLN untuk membeli listrik panas bumi sesuai harga lelang dan Kementerian ESDM akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mempercepat proses pinjam pakai lahan. Pemerintah akan terus mengupayakan pengembangan panas bumi secara optimal dengan menghilangkan kendala-kendala yang ada sehingga pemanfaatan energi yang lebih ramah terhadap lingkungan tersebut sesuai yang Road Map Pengembangan Panas Bumi 2004-2025 (2).


Rumusan masalah
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka keperluar akan energi listrik juga meningkat pesat. Namun, PLN ( Perusahaan Listrik Negara ) tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik di seluruh Indonesia. Dikarenakan terbatasnya pembangkit – pembangkit listrik yang di miliki oleh PLN dan terbatasnya energi fosil yang saat ini masih menjadi bahan bakar utama pembangkit – pembangkit listrik yang ada di Indonesia.


Tujuan

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah
1. Untuk membantu pemerintah dalam upaya mengoptimalkan penggunaan energi panas bumi sebagai energi alternative pengganti energi fosil yang sekarang ini sudah menipis persediaannya.
2. Mengurangi polusi yang di sebabkan pemakaian energi fosil secara berlebihan.
3. Membatu mewujudkan program pemerintah bahwa seluruh daerah di Indonesia tersalurkan listrik secara merata pada tahun 2025.



METODE PENELITIAN
Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data – data yang sudah ada untuk menguji kebenaran dari data tersebut dengan membandingkan data yang sebenarnya. Data di peroleh dari berbagai sumber milik perusahaan yang memang bergerak dalam bidang energi penas bumi dan kelistrikan. Untuk membandingkan kebenaran data yang sudah ada dibutuhkan waktu cukup lama, karena data yang sebelumnya banyak mengalami kemiripan dengan data yang baru saja didapat. Analisis perbandingan data tersebut dilakukan di berbagai tempat yang memang mempunyai kondisi yang sangat memungkinkan untuk mengolah data.
Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui berapa kekuatan dari sebuah sumur panas bumi untuk menghasilkan uap panas yang dapat dirubah menjadi energi listrik dengan menggunakan generator. Setiap tempat yang mengandung energi panas bumi, memiliki lebih dari satu sumur pengeboran. Hal ini yang memungkinkan mendapatkan energi listrik yang sangat besar. Tidak semua energi panas bumi berupa uap panas, ada yang berupa batuan panas dan air panas. Tapi untuk mendapatkan energi yang baik, batuan panas dan air panas tersebut tetap di ambil uap panas untuk menggerakkan generator listrik.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang sangat melimpah untuk menunjang pasokan listrik nasional. Namun, penggolahannya belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini disebabkan terkendalanya masalah perizinan pendirian pembangkit listrik tenaga panas bumi di daerah – daerah dan permodalan yang kurang. Saat ini Indonesia menempati urutan ke – tiga sebagai Negara yang memiliki cadangan panas bumi. Sangatlah rugi bila panas bumi yang melimpah ini tidak dieksploitasi secara optimal.
Dengan demikian, penulis berinisiatif untuk melakukan analisa tentang prinsip kerja dan pemanfaatan secara optimal pada panas bumi sebagai energi baru dan terbarukan. Agar tidak tergantung kepada energi – energi yang memakai bahan bakar dari fosil dan kita semua tetap bisa menikmati energi listrik secara berkala.
Prinsip kerja panas bumi adalah Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap berada di dalam tanah jika tidak ada saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses lain sebelum uap memutar turbin). Setelah uap memutar turbin dan uap telah kehilangan tekanan dan entalpi maka uap tersebut akan mengalami proses pengembunan sehingga uap akan berubah kembali menjadi air. Air hasil pendinginan (condensattion) yang didinginkan dengan condensator akan dikumpulkan dan akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah, sehingga volume air tanah tidak akan berkurang secara drastis (3).
Di Indonesia, panas bumi dibagi menjadi :
Energi panas bumi “ uap basah ”
Energi panas bumi “ air panas “
Energi panas bumi “ batuan panas “

1. Energi Panas Bumi “ Uap Panas “ (3)

Memanfaatkan energi panas bumi yang paling efektif adalah bila yang keluar daru dalam perut bumi berupa uap kering. Sehingga bisa langsung di alirkan ke turbin dan tidak perlu memisahkan terlebih dahulu. Namun, ketersediaan uap kering di Indonesia sangat terbatas. Saat ini kualitas uap kering yang paling bagus hanya ada di PLTP Kamojang. Sistem pembangkitan PLTP Kamojang merupakan sistem pembangkitan yang memanfaatkan tenaga panas bumi yang berupa uap. Uap tersebut diperoleh dari sumur – sumur produksi yang dibuat oleh Pertamina. Uap dari sumur produksi mula – mula dialirkan ke steam receiving header, yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi. Selanjutnya melalui flow meter, uap tersebut dialirkan ke Unit 1, Unit 2, dan Unit 3 melalui pipa – pipa. Uap tersebut dialirkan ke separator untuk memisahkan zat – zat padat, silica, dan bintik – bintik air yang terbawa di dalamnya.


Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap basah"(Sumber : www.wikipedia.com)


Uap basah yang keluar dari dalam perut bumi mulanya berupa air panas bertenakan tinggi. Dengan rincian yang keluar dari dalam perut bumi : 80% berupa air dan 20 % berupa uap. Uap basah yang berasal dari sumur ditampung terlebih dahulu ke dalam separator untuk memisahkan antara uap dan air agar di dapat uap yang benar – benar kering.

2. Energi Panas Bumi “ Air Panas “

Air panas yang keluar dari dalam perut bumi adalah air asin panas yang disebut “ brine “. Pengelolaan air panas ini memerlukan biaya yang relative mahal. Karena air panas yang berasal dari dalam sumur tidak langsung di manfaatkan, namun dipisahkan dahulu dengan cara digunakannya system biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.





Gambar 2. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"
(Sumber : www.wikipedia.com)


3. Energi Panas Bumi “ Batuan Panas “

Energi panas bumi berupa batuan panas terjadi akibat dari batuan panas tersebut berkontak dengan magma yang ada di perut bumi. Untuk mengambil energi panas yang ada dalam batuan tersebut dilakukan cara menyemprotkan air ke batuan panas itu, sehingga keluar uap panas yang bisa digunakan untuk membangkitkan turbin penghasil energi listrik. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "batuan panas" dapat dilihat pada Gambar 3.






Gambar 3. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "batuan panas" (Sumber : www.wikipedia.com)


Pemanfaatan Secara Optimal
Saat ini penggunaan energi di Indonesia didominasi oleh energi fosil yang tidak terbarukan. Sebagai gambaran penggunaan minyak bumi mencapai 42,99%, gas bumi 18,48%, dan batubara sebesar 34,47%, sedangkan penggunaan energi baru terbarukan hanya mencapai 4,07%. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia kurang optimum (5). Sebagai gambaran potensi sumber daya energi tenaga air yang tersedia sebesar 75.000 MW baru dimanfaatkan sebesar 7,54%, potensi energi panas bumi sebesar 28.543 MW baru dimanfaatkan sebesar 4,17%, potensi energi biomassa sebesar 49.810 MW baru dimanfaatkan sebesar 3,25%, demikian juga untuk energi surya dan energi angin masih sangat terbatas pemanfaatannya.
Tidak hanya itu, kurangnya, dukungan dari pemerintah pusat serta keterbatasan modal menjadi salah satu factor utama. Salah satu contohnya adalah energi panas bumi. Indonesia saat ini menjadi Negara ke tiga dunia yang mempunyai cadangan energi panas bumi. Namun, pemanfaatannya sangatlah masih kurang. Tapi pemerintah sekarang mulai bergerak untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan ini. Beberapa proyek pengeboran panas bumi dan pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dikerjakan. Dan akan rampung dalam beberapa tahun kedepan (7). Contohnya adalah Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 Mw tahap I dan II. Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 Mw tahap I diperkirakan selesai pada tahun 2013. Saat ini program tersebut sudah berjalan sekitar 20 persen. Tahun 2010 kemaren, pelaksanaan proyek listrik 10.000 MW Tahap I telah dapat menyelesaikan konstruksi pembangkit PLTU sebesar 2.000 MW yang berlokasi 3 di P. Jawa dan 5 di luar P. Jawa. Pada tahun 2011 ini direncanakan akan diselesaikan pembangkit sebanyak 4.300 MW yang tersebar di 5 lokasi di Jawa dan 12 lokasi di luar Jawa. Dengan demikian dari 37 lokasi di Indonesia akan selesai 25 lokasi dengan total kapasitas sebesar 6.300 MW. Sisanya sebesar 3.700 MW akan dapat diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya (7).
Diharapkan listrik yang dihasilkan dari program percepatan tahap I dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Dan untuk PLN dengan selesainya program ini tentunya akan dapat mengurangi penggunaan BBM untuk pembangkitan karena bahan bakar yang digunakan didominasi batubara. Ini berarti subsidi yang diberikan kepada PLN akan dapat dikurangi sehingga dapat dialihkan untuk kepentingan sektor lain yang membutuhkan. Diharapkan kedepannya Indonesia akan menjadi salah satu Negara yang menjadi acuan untuk menggunakan energi terbarukan. Dan menjadi Negara yang peduli akan lingkungan dunia.



KESIMPULAN
Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi yang besar dan terbesar di dunia. 40 persen energi panas bumi dunia terdapat di Indonesia. Namun dalam pemanfaatannya, Indonesia masih sangat kurang. Dari 28.543 MW listrik yang di hasilkan di Indonesia melalui energi panas bumi, baru 4,2 persen atau 1.189 MW saja yang sudah berhasil di manfaatkan. Dalam prospek pemanfaatan energi panas bumi Indonesia sangat menjanjikan. Dengan adanya cadangan energi panas bumi yang sangat melimpah, tidak bisa di pungkiri bahwa nantinya Indonesia akan menjadi pusat energi panas bumi terbesar di dunia. Apalagi pemanfaatan energi panas bumi tidak menimbulkan polusi dari limbah pengolahan energi panas bumi. Bila energi panas bumi di Indonesia di manfaatkan dengan baik, maka Indonesia bisa jadi semua daerah terpencil akan teraliri listrik secara sempurna dan tidak ada lagi pemadaman secara bergilir yang memang saat ini sangat sering terjadi karena energi listrik yang belum mencukupi.



UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini
tentang “Energi Panas Bumi Sebagai Energi Alternatif, Terbarukan, Ramah dan Lingkungan dan Penyelamat Global Warming ” ini dengan baik. Karya tulis ini dibuat untuk lomba Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Artikel Ilmiah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erma Triawati sebagai dosen pembimbing dan orang-orang yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ini.Semoga artikel ilmiah ini dapat berguna dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi yang membacanya serta dapan memberikan pengertian kepada pemerintah akan pentingnya kelestarian lingkungan dan pemanfaatan energi terbarukan.



DAFTAR PUSTAKA
(1) Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi, http://www.djlpe.esdm.go.id/. Diunduh pada Februari 2011.
(2) www.esdm.go.id. Diunduh pada Februari 2011.
(3) www.wikipedia.com. Diunduh pada Februari 2011.
(4) http://bisniskeuangan.kompas.com. Diunduh pada Februari 2011.
(5) http://www.republika.co.id/. Diunduh pada Februari 2011.
(6) Prof. Ir. Abdul Kadir, "ENERGI" Penerbit UI, Jakarta.
(7) Ir. Endro Utomo Notodisuryo, "VISI ENERGI DALAM PJP II", UGM, Yogyakarta, 1997.
(8) http://www.elektroindonesia.com. Diunduh pada Februari 2011.